Tugas:Manajemen Humas
Oleh:Ulfa Maya Syafira
Winda Agista P.
Kelas: 3 H (HUMAS)
Dosen: Pipit Fitriyah S.Ikom., MM
Fenomena transportasi online dan konvensional akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat bagi masyarakat di kota-kota besar Indonesia. Dalam waktu yang cukup singkat, transportasi online bisa mempesona pengguna masyarakat yang beralih dari transportasi konvensional ke transportasi online. Dengan banyak manfaat yang didapat dengan online yaitu harga yang lebih murah dan tidak perlu ke terminal atau menunggu lama di halte, cukup pesan lewat aplikasi yang terdapat pada smartphone. Penumpang bisa langsung menggunakan transportasi online lebih efektif dan harga cukup murah serta sampai ditempat tujuan. Ini menguntungkan bagi masyarakat modern yang selalu menggunakan smartphone dikesehariannya dan selalu mendahulukan yang praktis dan efisien, tentu fenomena transportasi online ini disambut baik oleh sebagian besar masyarakat ibu kota. Sehingga tidak jarang para supir atau ojek konvensional yang beralih kerjaan ke online, dengan segala keuntungan dan kelebihan yang dijanjikan para perusahaan transportasi online, hingga tak jarang jika transportasi online sangat diminati sekarang ini oleh masyarakat.Namun dibalik kemudahan yang diberikan oleh transportasi online, terdapat kontra dari pengemudi transportasi konvensional yang tidak berminat untuk beralih ke transportasi online dan mengakibatkan kasus atau krisis antara pengemudi konvensional dan transportasi online. Itu awal terbentuknya opini publik terhadap munculnya fenomena transportasi online, terdapat pro dan kontra.
Opini Publik adalah Memahami opini seseorang, apalagi opini publik bukanlah sesuatu hal yang sederhanan. Dengan sendirinya pembentukan opini publik dibentuk oleh publik yang selektif, karena itu untuk setiap masalah selalu ada publiknya sendiri- sendiri. Karena opini sendiri mempunyai kaitan yang erat dengan pendirian (attitude). Suatu sikap atau attitude; kata Cutlip dan Center, adalah kecendrungan untuk memberikan respon terhadap suatu masalah stausituasi tertentu (Satropoetro, 1990:40).
Opini publik menurut William Albiq adalah suatu jumlah dari pendapat individu-individu yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi antar individu dalam suatu publik. Emory S. Bogardus dalam The making of Public Opinion mengatakan opini publik hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi dalam masyarakat demokratis (Olii, 2007:20).
Bila dalam suatu kehidupan masyarakat ada suatu masalah yang menyangkut kepentingan umum maka pada diri setiap orang muncul gejolak kejiwaan. Gejolak kejiwaan tersebut yang kemudian diekspresikan lewat pergunjingan di lingkungannya. Opini/pendapat yang dikemukakan manusia terdiri dari berbagai jenis, diantaranya adalah:
1. Opini Perorangan, dimana opini yang dikemukakan oleh seseorang secara terbuka di muka orang lain yang sedang berada dalam kelompok baik formal/informal.
2. Opini Pribadi, yakni opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang lain yang mempunyai hubungan yang dekat dengannya atau dipercayainya. Pendapat/opini pribadi mengandung unsur intimidasi/keakraban.
3. Opini Publik, yaitu kesatuan pendapat yang timbul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang kontroversial.
4. Opini/Pendapat Umum, adalah opini yang dihasilkan oleh suatu lembaga pengumpulan pendapat umum tentang suatu isu.
5. Opini Khalayak, pendapat yang sudah menetap/mengendap dalam masyarakat, telah dipengaruhi oleh berbagai norma budaya dan bersifat statis (Sastropoetro,1990:1-3).
Dalam strategi komunikasi Humas/PR perlu dipahamibahwa aktivitas penyelenggaraan penyampaian pesan melaluikomunikasi dua arah timbal balik antara lembaga atauorganisasi yg mewakilinya dengan publik sasarannya danbertujuan untuk menciptakan rasa saling pengertian, menghargai, mempercayai serta toleran. Semua itu dilakukanuntuk mendapatkan dukungan publik dan memperoleh citrapositif bagi lembaga bersangkutan
Pengertian Opini Publik
1. Membentuk Citra Baru
Upaya memperkenalkan diri kepada khalayak merupakan stretegi komunikasi yang mutlak dilakukan. Memperoleh pengikut bukanlah persoalan yang mudah, sebab dewasa ini orang menyamakan dirinya dengan orang lain atau pihak lain tidak semata-mata mengikuti aspek “kebutuhan nyata”, tetapi lebih berperan dalam keputusannya adalah “rasa membutuhkan”. Mungkin dalam kenyataannya masyarakat membutuhkan produk tersebut, tetapi kalau tidak ada rasa membutuhkan masyarakat tidak akan mendekati produk tersebut. Maka, yang menjadi persoalan ialah bagaimana merumuskan nilai-nilai penting yang bisa mendekatkan produk dan institusinya atau perusahaannya kepada segmen pasar.
2. Mempertahankan Citra yang Sudah Terbangun
Mempertahankan citra lebih sulit daripada membangun citra, karena ketika citra sudah terbangun biasanya akan mengundang pesaing dan kompetisi. Muncullah ujian mempertahankan citra yang sudah mapan dengan kerja pola yang lama dan sudah publik. Dalam situasi citra terpuruk, pembelaan diri tidak ada gunanya. Prasangka negatif publik tidak bisa memaksakan diri mengatakan hal yang sebenarnya. Diam adalah tindakan yang paling terbentuk pengikut yang setia/fanatik. Kerika memutuskan untuk mengubah citra resikonya harus membangun strategi komunikasi dari awal lagi.Dalam mempertahankan citra, yang perlu diperhatikan bagaimana menyusun pesan tidak terkesan ambisius, mengundang konflik (mencari musuh).
3. Memperbaiki Citra yang Sedang Terpuruk
Ketidakpercayaan publik terhadapa produk yang ditawarkan menciptakan tuntutan tepat dilakukan untuk membiarkan opini publik menurunkan tensinya, karena publik memiliki titik kejenuhan dalam mengikuti opini publik tertentu. Ketika publik sudah jenuh, bahkan sudah melupakan dan beralih kepada opini publik lain, barulah strategi berkomunikasi dengan publik disusun kembali.
4. Menguatkan Citra Karena Kekuatan Pesaing
Karena kuatnya citra pesaing, situasi tersebut dapat merugikan organisasi dan berakibat lesunya penjualan dan mengalami penurunan keuntungan. Seringkali dampak yang dilakukan dalam persaingan cenderung emosional dan semakin merusak citra. Menghancurkan pesaing dengan merusak merek dagang pesaing melalui iklan dapat merusak citra sendiri.
Analisis Konsep-Konsep Opini Publik
1. Elemen pokok dalam membentuk opini publik
1. Adanya issue
Salah satu faktor atau elemen yang membentuk sebuah opini publik adalah adanya sebuah issue. Dengan adanya sebuah issue yang cukup fenomenal, masyarakat dapat menilai dan membuat subuah opini. Dari kasus diatas, issue yang ada adalah munculnya layanan angkutan berbasis teknologi tersebut dirasakan telah menggerus penumpang angkutan umum maupun penumpang ojek pangkalan. Keluhan ini telah dirasakan sejak 2014. Maraknya kehadiran transportasi online tidak terlepas dari adanya kebutuhan angkutan umum yang lebih aman, nyaman, dan terjangkau bagi kelas menengah. Penumpang Uber dan Grab adalah mereka yang sebelumnya naik transportasi reguler atau mobil pribadi sehingga menjadi suatu isssue atau fenomena tersendiri.
2. Adanya kelompok yang dikenal dan terlibat
Dalam kasus atau fenomena Transportasi online ini, jelas ada beberapa kelompok yang dikenal dan cukup terlibat. Aksi demo yang terjadi merupakan akumulasi kekecewaan para pengemudi angkutan umum atas menjamurnya layanan transportasi berbasis aplikasi teknologi, baik untuk roda maupun roda dua. Kehadiran transportasi Uber dan Grab secara fungsional merebut pasar transportasi regular atau konvensional yang memiliki izin (legal) usaha transportasi. Sementara transportasi Uber dan Grab tidak memiliki izin usaha transportasi. Dengan terjadinya demo di berbagai daerah dari transportasi konvensional berarti bahwa ini kasus yang cukup serius.
3. Adanya pilihan yang sulit
Dalam kasus Transportasi Online dan Transportasi Konvensional ini, publik dihadapkan pada suatu pilihan yang sulit untuk menilai kasus ini. Di satu sisi kehadiran online tidak terlepas dari adanya kebutuhan angkutan umum yang lebih aman, nyaman, dan terjangkau bagi kelas menengah. Penumpang Uber dan Grab adalah mereka yang sebelumnya naik transportasi reguler atau mobil pribadi. Mereka pindah ke layanan transportasi online karena tarifnya lebih murah, mudah, dan cepat aksesnya. Selain itu, memakai kendaraan pelat hitam dari segi prestise lebih prestisius. Terlebih bila harus menemui relasi yang kadang butuh basa basi penampilan. Bagi mereka yang semula naik mobil pribadi dan pindah ke transportasi online, karena dari segi biaya lebih murah dengan tingkat kenyamanan dan keamanan yang sepadan.di sisi yang lain, pada kasus Transportasi konvensional versus online, ada persoalan legal dan ilegal, sehingga pemerintah dapat berpihak secara jelas. Tapi, pada ojek pangkalan versus ojek online sama-sama ilegal. Karena sama-sama ilegal, maka memiliki hak hidup yang sama.
4. Suatu pernyataan/opini
Dari kasus atau fenomena Transportasi Online dan Transportasi Konvensional , ada beberapa pernyataan atau opini dari beberapa pihak yang cukup bervariatif. Diantaranya banyak masyarakat yang beranggapan Transportasi Online banyak kelebihan dibandingkan Transportasi konvensional yang kurang memerhatikan dari segi keamanan, kenyamanan, keselamatan bagi para penumpang. Namun bagi pengguna setia Transportasi konvensional mempunyai alasan tersendiri karena sudah menjadi rutinitas sejak dulu dan dipastikan pengemudi sudah tau rute atau jalannya.
5. Jumlah orang yang terlibat
Dalam kasus ini, banyak orang yang terlibat bahkan hampir seluruh masyarakat yang membuat opini mereka masing-masing tentang munculnya Transportasi online dan tetap pada Transportasi konvensional. Balik lagi itu pilihan masing-masing masyarakat hanya masalah legal dan ilegal izin dari pemerintah tentang Transportasi online maupun Konvensional yang tidak terdaftar pada kasus ojek online dan ojek konvensional, karena ojek pangkalan pun dapat bergabung di ojek online. Kecuali itu, secara yuridis, ojek pangkalan dengan ojek online sama-sama tidak diatur dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Dengan adanya kasus ini mau tidak mau ojek atau pengemudi konvensional pun menjadi perbincangan di masyarakat.
Kesimpulan :
Berdasarkan pengertian diatas fenomena Transportasi Online dan Transportasi Konvensional ini memunculkan beragam opini publik, ada yang negatif dan positif di kedua organisasi tersebut. Kita yang seharusnya tahu akan tekhnologi seharusnya tidak membuat situasi tidak baik kepada mereka, padahal mereka tetap mencari nafkah dengan cara yang baik dan justru malah membuat demo menuntut keadilan pemerintah akan lahan Transportasi konvensional yang direbut oleh Transportasi Online. Jangan sampai ada oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan semakin mengeruh. jangan sampai masalah rezeki seseorang dianggap mengambil rezeki orang lain, karena pada dasarnya telah diberikan rezekinya masing-masing. Lambatnya respons pemerintah dalam menyediakan regulasi yang jelas dan adil untuk semua pihak, membuat persoalan ini berlarut-larut. Jika pengemudi Konvensional tidak ingin kehilangan pelanggan harusnya bisa lebih memperbaiki sistemnya. Para sopir masih mengusung tuntutan lama yaitu menuntut pemerintah agar menutup bisnis mobil berbasis aplikasi, khususnya GrabCar dan Uber. Sebaliknya, penyedia aplikasi transportasi online seperti GrabCar, bersikeras bahwa mereka bukanlah perusahaan transportasi, melainkan perusahaan penyedia aplikasi. Pro dan kontra ini tak hanya terjadi di dunia angkutan umum. Semua sektor terimbas. Mereka sama-sama berkontraksi untuk mencari titik keseimbangan baru. Banyak usaha yang tumbang, namun banyak pula inovasi baru yang tumbuh berkembang.